Thursday, December 17, 2015

Gara-Gara Beda Dukungan Pilkades, Makam Saudara Harus Dibongkar!

Indonesia masih belajar berdemokrasi. Belajar bagaimana berbeda pendapat namun dengan kepala dingin dan hati yang besar. Sejak tahun 1998 ketika reformasi terjadi, kebebasan menjadi harga mutlak. Semua bebas berpendapat. Namun, ternyata tidak semua berhasil mengaplikasikan kebebasan berpendapat dan menerima perbedaan. Kejadian di Pamekasan bisa menjadi contoh.

image



Di Dusun Barat Desa Sumedangan, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur terdapat kejadian miris yang bikin siapapun yang membaca mengernyitkan dahi. Yap, ada 3 makam di daerah itu yang harus dipindahkan gara-gara ahli warisnya berbeda pilihan dalam pilkades.

Semua berawal dari dua orang bersaudara bernama Sanji dan Sutriyah. Keduanya berbeda dalam hal dukungan terhadap calon kepala desa yang tengah dilakukan pemilihan serentak. Bahkan, hingga pilkades usai mereka berdua kerap adu mulut. Puncaknya adalah Sanji melarang Sutriyah untuk melewati halaman rumahnya. Padahal mereka berdua tinggal bersebelahan. Alhasil, Sutriyah melakukan pembalasan dengan menyuruh makam keluarga Sanji, yang masih sepupu Sutriyah, untuk dipindah dari tanahnya.

Tiga makam yang dibongkar adalah makam Alm. Asmarah, Alm. Siri dan Alm. Nur yang merupakan keluarga Sanji (60) yang menempati tanah milik sepupunya sendiri, Sutriyah (50).

Dan kejadian di atas hanya di Indonesia deh kayaknya :D

No comments:

Post a Comment