Wednesday, May 4, 2016

Jika Pedrosa Jadi Tandem Rossi, Ini Untung Ruginya Bagi Yamaha!

Rumor terkini lalu lintas perpindahan pembalap di kelas MotoGP musim ini mengarah pada rumor mengejutkan. Dani Pedrosa, mantan anak emas Repsol Honda disinyalir akan menyeberang ke tim musuh bebuyutan Movistar Yamaha guna mendampingi Valentino Rossi. Walau belum info official, andaikan transfer ini terjadi ada beberapa keuntungan dan kerugian bagi Yamaha dengan bergabungnya Pedrosa.

Keuntungan Yamaha dengan bergabungnya Pedrosa menjadi tandem The Doctor berhubungan dengan sikap dan mental Pedrosa selama ini saat bekerjasama dengan pembalap lain dalam satu tim. Pedrosa sudah pernah bekerjasama dengan pembalap-pembalap juara dunia, sebut saja Nicky Hayden (2006), Casey Stoner (2012) dan Marc Marquez (sekarang). Satu lagi nama pembalap yang pernah bekerjasama dengan Pedrosa di Honda adalah Andrea Dovizioso (2009). Empat pembalap dengan kualitas bintang telah merasakan bagaimana adem ayemnya berduet dengan Pedrosa. Tidak banyak tuntutan atau kabar keretakan hubungan mereka. Pedrosa termasuk tandem yang ideal bagi pembalap lain.

Di Yamaha sudah bukan rahasia lagi kalau Valentino Rossi adalah raja. Bahkan, kepindahan Lorenzo ke Ducati disinyalir juga karena status itu yang membuatnya iri. Ambisi Lorenzo menjadi nomor satu sulit terealisasi di Yamaha. Nah, Pedrosa bukanlah Lorenzo. Pedrosa memang sangat ingin juara dunia, namun ia tidak rewel sampai merengek-rengek untuk dijadikan pembalap nomor satu di tim. Ia lebih menerima kondisi yang dialaminya. Alhasil, jika nanti berduet dengan Rossi dijamin keduanya akan akur. Rossi masih pembalap nomor satu Yamaha, Pedrosa adalah pembalap besar dengan status rekan setim the doctor, tanpa syarat. Ujung-ujungnya suasana paddock Yamaha akan harmonis.

Keuntungan berikutnya adalah Yamaha bisa mendapat masukan soal kelemahan motor Honda. Kuta berbicara jangka panjang, bukan hanya soal motor RC213V musim ini. Namun soal motor Honda secara mendalam. Pedrosa telah bersama Honda sejak 2004 di kelas 125 cc dan di kelas premier sejak 2006. Artinya, Pedrosa ikut mengembangkan motor RC21V sejak awal. Bisa dibaca juga bahwa Pedrosa mengetahui seluk beluk kelebihan dan kelemahan RC21V. Bekal informasi inilah yang bisa dimanfaatkan Yamaha untuk dikorek dari Pedrosa untuk melawan Honda.

Namun, selain keuntungan juga ada kerugian yang bisa dialami Yamaha jika Pedrosa gabung. Kerugiannya soal regenerasi di kubu Movistar Yamaha. Pedrosa telah berusia 30 tahun. Bukan usia yang pas untuk sebuah karir balap yang butuh ketahanan fisik prima. Apalagi di Yamaha sudah ada Rossi yang telah 37 tahun. Andai perjalanan karir Pedrosa bisa disamakan dengan Rossi di usia 30an, maka Pedrosa bisa juara dunia tahun ini saat 30 tahun, usia yang sama dengan Rossi terakhir kali juara dunia tahun 2009 lalu. Setelah itu, walau masih masuk kategori pembalap papan atas, prestasi Rossi mentok di runner up. Sama dengan Pedrosa bukan?

Apa jadinya jika keduanya satu tim. Tim ideal di MotoGP adalah yang berisi paduan senior-junior. Honda sudah sukses dengan kombinasi itu, Marquez-Pedrosa, Yamaha juga sudah tahu bagaimana kuatnya Junior (Lorenzo) dan senior (Rossi). Maka, untuk faktor ini bergabungnya Pedrosa ke Yamaha adalah kerugian.

Bagaimana kawan, pilih siapa nih buat tandem Rossi?

Original post by rideralam.com

No comments:

Post a Comment